penyakit asam lambung

Gejala GERD: Penyakit Asam Lambung – Penyebab dan Risiko yang Wajib Dikenali

Blog

Kenali Penyakit Asam Lambung (GERD) – Pernahkah Anda mengalami sensasi tidak nyaman seperti ada perasaan makanan tersangkut di kerongkongan, yang diikuti oleh perasaan terbakar pada dada Anda? Kemungkinan besar, Anda sedang menghadapi gangguan bernama penyakit asam lambung (GERD).

Meskipun dalam pandangan umum, GERD sering disamakan dengan maag karena gejalanya yang mirip, namun sebenarnya keduanya adalah dua entitas penyakit yang berbeda. Kita tak seharusnya meremehkan penyakit asam lambung (GERD), mengingat potensinya untuk menimbulkan komplikasi serius.

Untuk mendalami pemahaman mengenai penyakit asam lambung ini, kami akan membahas secara rinci apa itu GERD, gejala dan penyebab yang terkait, bagaimana mengukur tingkat keparahannya, serta pendekatan yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.

Apa yang Dimaksud dengan Asam Lambung (GERD)?

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kondisi atau perubahan mukosa yang terjadi akibat gangguan pada sistem pencernaan. Dalam kondisi ini, asam lambung naik ke dalam kerongkongan (esofagus). Reaksi balik ini dapat memicu sensasi perih dan panas seperti terbakar di bawah tulang dada, yang sering disebut sebagai heartburn.

Penyakit asam lambung sebenarnya merupakan masalah yang umum terjadi dalam sistem pencernaan manusia. Namun, jika dibiarkan tanpa perawatan, penyakit ini dapat memburuk dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Untuk menentukan apakah Anda menderita asam lambung atau tidak, ada kuesioner GERD-Q yang dapat digunakan sebagai alat penilaian. Selain itu, untuk memastikan apakah mukosa atau lapisan esofagus Anda mengalami kerusakan akibat teriritasi oleh asam lambung, disarankan untuk menjalani prosedur pemeriksaan endoskopi.

Jika Anda mengalami gejala refluks secara rutin dan tidak melihat perbaikan setelah mengonsumsi obat-obatan, besar kemungkinan Anda menderita penyakit asam lambung dan sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Faktor Penyebab Penyakit Asam Lambung

Penyebab dari Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dapat ditelusuri hingga pada pelemahan sfingter esofagus atau otot-otot penghubung yang memisahkan kerongkongan dan lambung. Dalam kondisi ini, terjadi refluks, yaitu aliran balik atau naiknya asam lambung ke dalam saluran esofagus (kerongkongan). Akibat paparan berulang asam lambung ke esofagus adalah iritasi pada lapisan kerongkongan atau esofagus.

Baca Juga  Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan dan Lingkungan: Ancaman Serius Bagi Kesejahteraan Manusia dan Kelestarian Alam

Sfingter esofagus adalah jenis otot yang berfungsi untuk mencegah isi lambung mengalir ke esofagus. Pada kondisi normal, otot ini berkontraksi, mencegah makanan dan isi lambung masuk ke esofagus. Namun, ketika makanan hendak memasuki lambung, otot ini berelaksasi. Terjadinya refluks asam terkait dengan pelemahan sfingter sehingga tidak mampu menutup dengan baik, sehingga cairan dan isi lambung bisa naik kembali ke kerongkongan.

Selain faktor tersebut, terdapat pula makanan dan minuman yang dapat memicu penyakit asam lambung, seperti:

  1. Makanan dan Minuman Beraroma Kuat GERD sering kali dipicu oleh konsumsi makanan yang memiliki rasa asam, pedas, atau berminyak secara berlebihan. Mengonsumsi makanan jenis ini secara rutin dapat meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah, serta memperlambat pengosongan lambung. Selain itu, sebaiknya hindari juga alkohol dan minuman berkafein, karena keduanya dapat merangsang produksi asam lambung.
  2. Kebiasaan Makan yang Kurang Tepat Beberapa kebiasaan makan yang tidak sehat juga dapat memperburuk gejala GERD, termasuk makan dengan terburu-buru, makan dalam porsi besar secara berlebihan, dan tidur langsung setelah makan. Semua kebiasaan ini dapat meningkatkan tekanan di dalam perut.

Faktor-faktor yang Meningkatkan Risiko Penyakit Asam Lambung

Meskipun penyakit asam lambung (GERD) dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, beberapa kelompok memiliki risiko yang lebih tinggi. Kecenderungan untuk mengalami asam lambung, baik dalam bentuk yang ringan maupun parah, cenderung meningkat setelah mencapai usia 40 tahun.

Selain itu, seseorang juga berpotensi lebih rentan terhadap GERD jika mereka memiliki beberapa faktor risiko berikut:

  1. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
  2. Kehamilan
  3. Kebiasaan Merokok atau Terpapar Asap Rokok
  4. Gangguan Jaringan Ikatan, seperti Scleroderma
  5. Hernia Hiatus, yaitu tonjolan bagian lambung yang menembus celah diafragma dan dapat menghambat masuknya makanan ke dalam lambung.

Selain faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa jenis obat yang juga dapat memicu gejala asam lambung, di antaranya:

  1. Benzodiazepin, yang merupakan komponen dalam obat penenang.
  2. Penghambat Kalsium, seperti nifedipin, amlodipine, dan verapamil, yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
  3. Beberapa jenis obat asma.
  4. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
  5. Obat antidepresan tipe trisiklik.

Gejala Penyakit Asam Lambung

Salah satu gejala utama GERD adalah sensasi terbakar di dada, yang sering disebut dengan heartburn. Selain heartburn, penyakit asam lambung juga bisa menampilkan gejala berikut:

  1. Rasa Mual
  2. Rasa Pahit di Mulut
  3. Masalah Karies pada Gigi
  4. Regurgitasi, yaitu makanan kembali ke mulut dari kerongkongan.
  5. Nyeri atau Kesulitan Menelan
  6. Batuk Kronis
  7. Sakit Tenggorokan dan Perubahan Suara
  8. Bau Mulut
Baca Juga  Ini adalah 9 Metode Efektif untuk Menangani Kulit Belang Secara Alami dan Medis

Perhatikan juga gejala yang lebih serius yang mungkin terkait dengan komplikasi asam lambung atau masalah kesehatan serius lainnya, seperti:

  1. Nyeri pada daerah dada.
  2. Kehilangan selera makan.
  3. Muntah berulang-ulang.
  4. Kesulitan menelan (disfagia).
  5. Kelelahan yang berkepanjangan dan mengkhawatirkan (5L: lesu, lelah, letih, lemah, lunglai).
  6. Muntah darah (hematemesis).
  7. Feses berwarna hitam (melena).
  8. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

Beberapa jenis komplikasi yang sering muncul akibat penyakit asam lambung atau GERD meliputi esofagitis, striktur esofagus, dan Barrett’s esophagus. Perlu diingat bahwa Barrett’s esophagus memiliki risiko menjadi kanker esofagus.

Jika Anda mengalami gejala-gejala asam lambung yang telah disebutkan di atas atau jika gejala yang Anda rasakan tidak kunjung membaik meskipun sudah mengubah gaya hidup dan menggunakan obat-obatan yang dijual bebas, segera konsultasikan dengan dokter.

Pilihan pengobatan untuk GERD dapat mencakup obat resep maupun obat bebas. Berikut beberapa contoh obat asam lambung yang biasa digunakan:

  1. Antasida
    • Berfungsi untuk menetralkan asam lambung.
    • Umumnya digunakan untuk mengatasi refluks asam dan asam lambung ringan.
  2. Penghambat Reseptor H2
    • Mengurangi produksi asam lambung.
    • Contohnya: Famotidine dan Cimetidine.
  3. Proton Pump Inhibitor (PPI)
    • Obat penghambat produksi asam lambung yang lebih kuat.
    • Bisa membantu penyembuhan jaringan kerongkongan yang rusak.
    • Contohnya: Omeprazole, Lansoprazole, Esomeprazole, Pantoprazole, dan Rabeprazole.
  4. Prokinetic Agents
    • Obat yang meningkatkan pergerakan usus dengan meningkatkan kontraksi di usus halus atau membuat kontraksi menjadi lebih kuat tanpa mengganggu ritme normalnya.

Penting untuk diingat bahwa semua obat memiliki potensi efek samping. Oleh karena itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pilihan obat yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

Cara Penanganan Penyakit Asam Lambung Mengatasi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) tidak terbatas pada penggunaan obat-obatan semata. Modifikasi gaya hidup juga memainkan peran penting dalam mendukung proses pemulihan dari penyakit asam lambung. Berikut adalah beberapa pedoman gaya hidup sehat yang dapat diterapkan untuk mencegah dan mengatasi masalah asam lambung:

  1. Menurunkan Berat Badan: Menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi tekanan pada perut dan mengurangi risiko refluks asam lambung.
  2. Berhenti Merokok: Merokok dapat melemahkan sfingter esofagus dan meningkatkan produksi asam lambung, sehingga berhenti merokok adalah langkah penting.
  3. Menghindari Makan dalam Porsi Besar dan Berat di Malam Hari: Makan dalam porsi besar atau makan berat sebelum tidur dapat meningkatkan risiko refluks asam lambung. Disarankan untuk makan dalam porsi lebih kecil dan lebih awal.
  4. Menghindari Makanan Pemicu: Beberapa makanan seperti cokelat, kafein, dan alkohol dapat memicu refluks asam lambung. Hindarilah konsumsi makanan ini.
  5. Waktu Makan dengan Bijak: Sebaiknya makan paling lambat 3 jam sebelum tidur. Hindari berbaring langsung setelah makan.
  6. Meninggikan Posisi Kepala saat Berbaring: Mengangkat kepala tempat tidur atau bantal saat tidur dapat membantu mencegah refluks asam lambung selama malam.
Baca Juga  6 Metode Memutihkan Gigi Secara Alami, Cepat, dan Aman

Pilihan Operasi untuk Penyakit Asam Lambung Dalam kebanyakan situasi, penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya hidup sudah cukup untuk mengelola gejala GERD. Namun, jika tindakan ini tidak memberikan hasil yang diharapkan, operasi bisa menjadi opsi untuk mengatasi penyakit asam lambung atau GERD.

Terdapat dua jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi GERD, yaitu operasi anti refluks atau fundoplikasi dan implantasi linx:

  1. Operasi Anti Refluks atau Fundoplikasi: Operasi ini sering dilakukan dengan menggunakan teknik laparoskopi. Laparoskopi adalah tindakan bedah minimal invasif yang mengurangi jumlah sayatan dan rasa nyeri pasien. Keuntungan dari tindakan ini meliputi risiko komplikasi yang lebih rendah dan masa pemulihan yang lebih singkat. Tujuannya adalah untuk memperbaiki refluks asam lambung dengan menciptakan mekanisme katup baru di bagian bawah kerongkongan.
  2. Proses Implantasi “Linx” Prosedur implantasi “Linx” melibatkan penanaman cincin magnet kecil yang memiliki kekuatan yang memadai untuk menjaga koneksi antara lambung dan kerongkongan tetap tertutup, mencegah terjadinya refluks asam, namun pada saat yang sama cukup fleksibel untuk memungkinkan makanan melewati tanpa hambatan.

     

Jika Anda menderita penyakit asam lambung atau GERD dan telah mencoba berbagai upaya namun gejalanya tak kunjung membaik, atau jika Anda mengalami refluks asam dan heartburn lebih dari dua kali dalam seminggu secara berkelanjutan, segera kunjungi fasilitas kesehatan dan konsultasikan kondisi Anda kepada dokter. Ini penting agar Anda bisa menerima perawatan lanjutan yang sesuai.

Bagi mereka yang sehat tanpa riwayat GERD, penting untuk tetap menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, khususnya pada saluran pencernaan, guna memastikan kesejahteraan dan mendeteksi dini potensi masalah kesehatan.